Rabu, 24 Oktober 2012


- Hari akhir atau hari kiamat pasti akan datang, yang mana kita sebagai manusia harus selalu siap menyambut datangnya hari kiamat. Arti hari kiamat sendiri dapat dibagi menjadi dua, yaitu kiamat sugro/ kiamat sugra dan kiamat kubro/ kiamat kubra.

kiamat sugro 
-kiamat kecil atau kiamat yang terjadi pada suatu bangsa atau lebih semptnya kiamat pada lingkungan kita sendiri. Contoh kiamat sugro yaitu apabila suatu kaum yang sudah menunjukkan adanya tanda-tanda kiamat dan minimnya kepercayaan pada Tuhan.

 kiamat kubro 
-kiamat seluruh umat manusia, dimana tanda tanda kiamat kubro di antaranya munculnya Dukhan (asap), Dajjal, Daabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya ‘Isa ‘alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, dan tiga khusuf (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat, dan di jazirah Arab, yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman mengusir (menggiring) mereka ke tempat berkumpulnya mereka.








Di antara tanda-tanda Kiamat kubro adalah munculnya asap sebelum Hari Kiamat yang memenuhi bumi, sehingga ia seperti sebuah rumah yang di dalamnya dinyalakan kayu bakar, ia menyerang orang-orang mukmin seperti influensa, dan masuk ke dalam jasad orang-orang kafir dan munafik melalui lubang tubuh mereka, maka mereka menggelembung sehingga ia keluar dari pendengaran mereka.

Munculnya tanda Kiamat ini dinyatakan oleh al-Qur’an dan sunnah Nabi saw dan sudah menjadi kesepakatan umat.

Adapun dalil dari al-Qur’an maka firman Allah swt, “Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah adzab yang pedih. (Mereka berdoa), â€کYa Tuhan kami, lenyapkanlah dari kami adzab itu. Sesungguhnya kami akan beriman’. Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata, â€کDia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila. Sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu kamu akan kembali (ingkar). (Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan.â€‌ (QS. Ad-Dukhan: 10-16).

Adapun sunnah maka hadis riwayat Muslim dan lainnya dari hadits Hudzaefah bin Usaid Al-Ghifari berkata, “Rasulullah saw melewati kami, sementara kami sedang berbincang-bincang. Beliau bertanya, â€کApa yang kalian perbincangkan?’ Kami menjawab, â€کKiamat’. Beliau bersabda, â€کSesungguhnya ia tidak akan datang sehingga kalian melihat sepuluh tanda sebelumnya’. Lalu beliau menyebutkan dukhan (kabut), Dajjal, binatang bumi, terbitnya matahari dari arah barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga pembenaman: pembenaman di timur, pembenaman di barat dan pembenaman di jazirah Arab, dan yang terakhir adalah api yang menggiring manusia ke Mahsyar mereka.â€‌ (HR. Muslim no. 2901, Abu Dawud no.4311 dan at-Tirmidzi no. 2184).

Mengenai ijma’ maka umat Islam telah bersepakat bahwa dukhan adalah salah satu tanda Kiamat. Akan tetapi mereka berselisih pendapat tentang bentuk kabut ini. Apakah tanda ini telah terjadi dan berlalu atau ia belum terjadi?

Pendapat yang rajih adalah yang menyatakan bahwa dukhan ini adalah salah satu tanda kekuasaan Allah yang dikirim kepada hamba-hamba-Nya dan ia belum tiba. Ini adalah pendapat Ali bin Abu Thalib, Abu Said al-Khudri, Ibnu Abbas dan jumhur Salaf seperti Hasan al-Bashri dan lain-lainnya.

Ibnu Katsir mendukung pendapat dengan berdalil kepada zhahir hadits, “Kiamat tidak datang sehingga kalian melihat sepuluh tanda, salah satunya adalah dukhan.â€‌ Dan kepada hadits dalam ash-Shahihain tentang sabda Nabi saw kepada Ibnu Shayyad, “Sesungguhnya aku menyembunyikan untukmu sesuatu.â€‌ Ibnu Shayyad menjawab, “Yaitu dukh.â€‌ Nabi saw bersabda, “Duduklah dalam keadaan terhina karena kamu tidak akan melebihi kadarmu.â€‌ Dan yang disembunyikan oleh Nabi saw adalah ayat ad-Dukhan, “Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata.â€‌ Hadits ini menunjukkan bahwa dukhan ini belum muncul, ia masih ditunggu.

Ali bin Abu Thalib, “Tanda dukhan ini belum terjadi, ia menyerang seorang mukmin seperti bentuk influensa dan menggelembungkan orang kafir sehingga dia binasa.â€‌

Ibnu Jarir dan Ibnu Hatim meriwayatkan dari Abdullah bin Abu Mulaikah berkata, “Suatu hari saya menemui Ibnu Abbas dia berkata, â€کMalam ini aku tidak bisa tidur sampai pagi’. Saya bertanya, â€کMengapa?’ Dia menjawab, â€کSaya mendengar orang-orang berkata bahwa bintang berekor telah muncul. Saya khawatir dukhan telah muncul, maka saya tidak bisa tidur sampai pagi.â€‌
Ibnu Katsir berkata, “Ini adalah sanad yang shahih dari Ibnu Abbas Habrul Ummah dan Turjuman al-Qur’an. Dan begitulah pendapat sahabat-sahabat dan tabiin-tabiin yang sesuai dengan pendapatnya sesuai dengan hadits-hadits yang marfu’ baik yang shahih maupun hasan atau lainnya yang mereka sebutkan, semua itu mengandung isyarat yang yakin dan jelas bahwa dukhan adalah salah satu ayat yang masih ditunggu, di samping itu ia secara zhahir disinggung oleh Al-Qur’an.â€‌

Firman Allah Tabaraka Wa Taala, “Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata.â€‌ Yakni jelas dan terang dilihat oleh siapa pun. Dan tidak seperti yang ditafsirkan oleh Ibnu Mas’ud, karena ia adalah hayalan yang dilihat oleh mata mereka, karena kelaparan yang sangat.

Begitu pula firman-Nya, “Yang meliputi manusia,â€‌ Yakni menutupi mereka dan membuat mereka tidak melihat, jika dukhan hanyalah hayalan yang khusus bagi penduduk Makkah yang musyrik, tentunya tidak dikatakan, “Meliputi manusia.â€‌

Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim berkata, “Sabdanya saw tentang tanda-tanda Kiamat, â€کKiamat tidak datang sehingga sebelumnya kalian melihat sepuluh tanda, di antaranya dukhan dan Dajjal.â€‌ Hadits ini mendukung pendapat yang mengatakan bahwa dukhan adalah dukhan yang menyerang nafas orang-orang kafir dan menyerang orang mukmin dalam bentuk influensa dan bahwa ia belum tiba, ia akan terjadi menjelang hari Kiamat. Dan telah dijelaskan dalam kitab Bad’ul Khalqi ucapan orang yang mengatakan ini dan pengingkaran Ibnu Mas’ud kepadanya, di mana Ibnu Mas’ud menyatakan bahwa itu adalah ibarat kekeringan yang menimpa Quraisy sehingga mereka melihat di langit seperti ada kabut. Pendapat Ibnu Mas’ud ini diikuti oleh beberapa kalangan. Sementara pendapat yang lain dinyatakan oleh Hudzaefah, Ibnu Umar dan Hasan. Dan Hudzaefah meriwayatkan dari Nabi saw bahwa dukhan ini berlangsung selama 40 hari. Dan bisa jadi itu adalah dua Dukhan untuk menggabungkan antara atsar-atsar yang ada.â€‌ Wallahu a'lam.

(Rujukan: Shahih Asyrat as-Sa’ah, Mushtofa Abu an-Nashr asy-Syalabi).



Hadist Tentang "TANDA-TANDA  KIAMAT"

“Wahai Rasulullah, kapan terjadi kiamat?” Rasulullah Saw. menjawab, “Yang ditanya tidaklah lebih tahu dari yang bertanya. Akan tetapi aku akan sampaikan ciri-cirinya. Jika seorang perempuan melahirkan majikannya. Itulah tanda kiamat. Dan jika orang tanpa alas kaki dan telanjang menjadi pemimpin, itulah di antara tandanya yang merupakan lima hal yang tidak mengetahuinya selain Allah. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dia-lah yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (H.R. Bukhari)
Tidak satu pun selain Allah yang mengetahui kapan persisnya terjadi hari kiamat. Siapa pun yang mengklaim mengetahui waktu terjadinya kiamat, pastilah bohongnya, meskipun dia mengemukakan hitungan-hitungan yang tampak ilmiah. Hal ini ditegaskan dalam Firman Allah Swt.
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لا تَأْتِيكُمْ إِلا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah: ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’” (Q.S. Al-A’raf [7]: 187)
Meski kiamat tidak dapat diketahui pasti kedatangannya, namun sejauh yang dijelaskan dalam Al-Quran dan sunnah, kita wajib mengimani tanda-tandanya. Rasulullah Saw. dalam banyak hadits telah menyebutkan beberapa tanda kiamat shugra (kecil) yang sebagian besarnya berkisar pada kerusakan manusia di akhir zaman, munculnya fitnah-fitnah (bencana-bencana) di tengah mereka, dan jauhnya mereka dari petunjuk Allah serta jalan para Rasul.
Tentang kiamat shugra, terdapat banyak hadits shahih yang menjelaskan hal itu. Salah satu diantaranya adalah hadits yang memuat dialog antara Jibril dan Rasulullah Saw. seperti tersebut di atas.
Makna “perempuan melahirkan majikannya” dalam hadits tersebut di atas adalah durhakanya anak kepada ibunya. Sedangkan makna “jika orang tanpa alas kaki dan telanjang menjadi pemimpin”, sebagaimana dijelaskan ahli tafsir Al-Qurthubi, adalah terjadinya perubahan situasi yang membuat orang-orang dari desa (yang semula papa) memimpin negara dengan cara tiran, lalu harta mereka menjadi melimpah-ruah, serta obsesi mereka tidak lebih dari membangun gedung-gedung dan berbangga-bangga dengannya.”
Hadits lain, dari Anas Bin Malik (semoga Allah merihdoinya), menyampaikan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Kapan terjadi kiamat?” Rasulullah Saw. menjawab, “Jika amanah disia-siakan maka tunggulah kehancuran.” Ia bertanya, “Bagaimana menyia-nyiakan amanah itu?” Beliau menjawab, “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancuran.” (H.R. Bukhari)
Itulah hadits-hadits yang menerangkan bahwa terjadinya kiamat ditandai dengan kehancuran moral dan perilaku manusia. Di samping hadits-hadits yang disebut di atas, masih banyak lagi hadits-hadits shahih lainnya yang menyebutkan tanda-tanda lain kiamat yang muncul sebelum terjadinya kiamat.
Mengenai tanda-tanda kiamat kubra, sepuluh di antaranya telah disebutkan dalam beberapa hadits-hadits shahih seperti hadits Hudzaifah Bin Usaid Al-Ghifari yang mengatakan:
“Nabi Saw. datang kepada kami, sementara kami tengah berbincang-bincang. Beliau bertanya, ‘Apa yang sedang kalian perbincangkan?’ Mereka menjawab, ‘Kami sedang membicarakan masalah hari kiamat.’ Rasulullah Saw. berkata, ‘Sesungguhnya kiamat tidak akan terjadi hingga kalian –sebelumnya- melihat sepuluh tanda.’ Lalu beliau menyebut asap, dajjal, binatang, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa Bin Maryam, Ya’juj, Ma’juj dan terjadi tiga kegelapan: kegelapan di timur, kegelapan di barat, dan kegelapan di jazirah Arab. Dan akhir dari semua itu adalah keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia ke tempat perhimpunannya.” (H.R. Muslim)
Berikut ini akan dijelaskan tanda-tanda paling penting dan paling masyhur menurut para ulama, terutama para pensyarah hadits.
1. Terbitnya matahari dari arah barat.
Dalam banyak hadits shahih disebutkan bahwa terbitnya matahari dari arah barat itu merupakan tanda pertama yang akan muncul. Abdullah Bin ‘Amr Bin Ash (semoga Allah meridhoinya) telah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya tanda (kiamat) yang pertama keluar adalah terbitnya matahari dari barat dan keluarnya binatang kepada manusia di waktu pagi. (Tanda mana pun) yang datang lebih dulu (dari kedua tanda itu), maka yang belakangan itu datang tidak jauh dari yang pertama.” (H.R. Muslim dan Abu Dawud)
2. Munculnya binatang (dabbah).
Allah Swt. mengisyaratkan munculnya binatang ini dalam firman-Nya:
وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الأرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لا يُوقِنُونَ
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (Q. S. An-Naml [27]: 82)
Berdasarkan banyak hadits, binatang yang dimaksud bukanlah binatang biasa yang kita kenal. Namun demikian, baik Al-Quran maupun sunnah tidak menjelaskan bentuk dan jenis binatang tersebut.
Penyebutan sifat-sifatnya dalam beberapa kitab didasarkan pada riwayat-riwayat yang tidak sampai pada derajat shahih dan kita tidak dibebani untuk mengetahui sifat-sifat binatang itu. Cukuplah untuk kita berpegang pada nash Al-Quran dan hadits yang shahih yang menginformasikan bahwa keluarnya binatang itu merupakan salah satu tanda datangnya kiamat.
3. Munculnya Dajjal.
Di antara tanda-tanda datangnya kiamat adalah munculnya “seseorang” yang disebut Dajjal. Tentang Dajjal ini, ada sejumlah hadits shahih yang di antaranya disampaikan oleh ‘Abdullah Bin ‘Umar (semoga Allah meridhoinya) yang mengatakan:
“Rasulullah Saw. berdiri di hadapan orang-orang, lalu memuji Allah sebagaimana layaknya, kemudian ia menyebut-nyebut Dajjal seraya mengatakan, ‘Sesungguhnya aku ingin mengingatkan kalian tentang Dajjal, dan tidak ada seorang nabi pun melainkan pasti ia mengingatkan kaumnya tentang itu. Tapi aku akan mengatakan apa yang tidak dikatakan oleh nabi mana pun kepada kaumnya: bahwa Dajjal itu picak (bermata satu) dan bahwa Allah tidaklah picak.’” (H.R. Bukhari dan Muslim)
4. Turunnya Nabi Isa As.
Allah Swt. Berfirman:
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
“Dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putera Maryam, Rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.’” (Q.S. An-Nisa’a [4]:157)
Hadits-hadits shahih menunjukkan bahwa Nabi Isa a.s. akan turun di akhir zaman, menjelang kiamat, selagi ada Dajjal, lalu Beliau membunuhnya, memberlakukan hukum Islam, dan menghidupkan hukum-hukum Islam yang ditinggalkan manusia. Kemudian ia hidup di bumi dalam waktu yang Allah kehendaki, kemudian ia mati dan kaum muslim menyalatkan serta menguburkannya.
Dalam keterangan yang lain, Rasulullah Saw. juga pernah bersabda:
“Demi Dzat yang diriku ada di tangan-Nya, hampir tiba masanya di mana Isa bin Maryam turun dengan membawa hukum yang adil, lalu ia menghancurkan salib, membunuh babi, menghapuskan pajak, melimpah-ruahkankan harta hingga tidak ada seorang pun yang mau menerimanya. Hingga satu kali sujud lebih baik dari dunia dengan segala isinya.” (H.R. Muttafaq ‘alalih)
Al-Qadhi ‘Iyadh mengatakan,
“Turunnya Nabi Isa a.s. dan bahwa ia membunuh dajjal dalam pandangan Ahlus-Sunnah adalah kebenaran karena ditopang oleh dalil-dalil shahih. Dan akal maupun syari’at tidak punya alasan untuk menampiknya.” (Syarah Imam Nawawi ‘Ala Shahih Muslim juz 18 hal. 75-76.)
5. Munculnya Ya’juj dan Ma’juj.
Firman-Nya,
حَتَّى إِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ وَهُمْ مِنْ كُلِّ حَدَبٍ يَنْسِلُونَ (٩٦)وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَإِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ أَبْصَارُ الَّذِينَ كَفَرُوا يَا وَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا بَلْ كُنَّا ظَالِمِينَ
“Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi.” (Q.S. Al-Anbiya’a [21]: 96-97)
Rasulullah Saw. bersabda,
“Tiada Tuhan selain Allah, celakalah orang Arab oleh keburukan yang telah mendekat. Pada hari ini telah dibuka benteng Ya’juj dan Ma’juj, seperti ini –sambil Beliau melingkarkan ibu jari dengan telunjuk.” Zainab berkata, “Ya Rasulullah, akankah kami dibinasakan padahal di tengah-tengah kami banyak orang saleh?” Rasulullah Saw. menjawab, “Ya, jika banyak kotoran-kotoran.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Sabda Rasulullah Saw. yang lain:
“Dan Allah akan membangkitkan Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari setiap tempat yang tinggi. Lalu barisan paling depan dari mereka lewat ke sebuah danau lalu meminum air yang ada di dalamnya. Dan bagian belakang mereka lewat kemudian mengatakan, ‘Dulunya di danau ini penuh dengan air.’” (H.R. Muslim)
Setelah itu semua, kita wajib mengimani segala yang terjadi di hari terakhir dari kehidupan dunia dan permulaan yaumul-akhir sebagaimana yang Allah informasikan dalam Al-Quran terutama dalam surah At-Takwir dan Al-Infithar.
Semua ayat-ayat itu menjelaskan bahwa hari akhir bermula dengan terjadinya perubahan secara menyeluruh dalam alam semesta ini: langit terbelah, bintang-bintang berhamburan, planet-planet bertabrakan, bumi luluh-lantah dan kembali menjadi hamparan yang gersang, gunung-gunung menjadi bagaikan tumpukan pasir yang berhamburan, segala sesuatu menjadi rusak, serta segala yang diketahui manusia di dunia ini menjadi hancur. Allah Swt. berfirman:
يَوْمَ تُبَدَّلُ الأرْضُ غَيْرَ الأرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” (Q.S. Ibrahim [14]: 48)
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Allah menggenggam bumi dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian Dia mengatakan, ‘Akulah Raja. Mana raja-raja bumi?” (H.R. Bukhari)
Semoga kita termasuk dalam kelompok orang-orang beriman di padang maksyar segera setelah kiamat terjadi. Amin. Wallahu a’lam.